Desember 13, 2025
Screenshot_24
Pelajari cara instalasi dan integrasi Ceph Storage dengan Proxmox VE untuk sistem High Availability yang anti-down. Panduan praktis Clustering Proxmox dan uji Live Migration VM!

Pernahkah Anda mengalami server down mendadak, dan semua Virtual Machine (VM) yang berjalan ikut tumbang? Jika ya, itu artinya Anda sedang berhadapan dengan “Drama HA” (High Availability) yang sebenarnya.

Membangun infrastruktur Virtualisasi Server yang benar-benar kebal dari kegagalan (fault tolerant) adalah tantangan. Kita mungkin sudah melakukan Clustering Proxmox (Proxmox VE) dengan mudah, tetapi ketersediaan tinggi (High Availability) sejati membutuhkan lebih dari sekadar mengelompokkan server fisik (Node).

Kuncinya terletak pada penyimpanan, dan di sinilah peran Ceph Storage menjadi sangat krusial.

Mengapa Ceph Krusial untuk High Availability di Proxmox VE?

Banyak administrator membuat klaster Proxmox, namun masih menyimpan data VM di penyimpanan lokal setiap node. Apa risikonya?

Seperti yang disoroti oleh Walid Umar dalam pembahasannya di blog,

“Jika VM disimpan di disk lokal… saat node tersebut mati (mengalami kegagalan sistem), VM Anda ikut terkunci dan tidak dapat secara otomatis dijalankan (failover) di node lain. Inilah yang disebut ‘drama HA.’ Solusi untuk drama ini ada pada Penyimpanan Terdistribusi, dan di sinilah peran Ceph Storage menjadi krusial.”

Ceph Storage (yang diimplementasikan melalui teknologi Software-Defined Storage) berfungsi menyatukan semua disk lokal dari banyak server menjadi satu storage pool raksasa yang terpusat dan terdistribusi. Data tidak hanya tersimpan di satu tempat, melainkan direplikasi di beberapa node sekaligus.

Inilah pondasi mutlak agar VM bisa dihidupkan ulang (failover) secara otomatis di node lain tanpa kehilangan data saat salah satu node mengalami kegagalan.

Panduan Praktis: Tiga Langkah Integrasi Proxmox dan Ceph

Video praktik ini menunjukkan cara mengintegrasikan Ceph pada tiga node Proxmox. Berikut ringkasan langkah-langkah praktisnya:

1. Membangun dan Mengintegrasikan Cluster

Langkah pertama adalah membuat dan menggabungkan ketiga node (PVE1, PVE2, PVE3) menjadi satu kesatuan Clustering Proxmox. Setelah klaster terbentuk, instalasi paket Ceph dilakukan di setiap node yang tergabung.

2. Penciptaan Object Storage Device (OSD) dan Pool

Setelah Ceph terinstal, kita perlu menyiapkan media penyimpanan utama. Dalam istilah Ceph, setiap disk yang akan digunakan untuk menyimpan data terdistribusi disebut Object Storage Device (OSD).

  • Disk yang tersedia di setiap node (misalnya 85GB) dikonfigurasi sebagai OSD.
  • Setelah OSD dari ketiga node aktif, dibuatlah Ceph Pool (misalnya Ceph_Walid_Umar). Pool inilah yang akan digunakan sebagai penyimpanan utama disk VM (vmdk) dan kontainer.
  • Tambahan: Dibuat juga Ceph File System (CephFS) untuk penyimpanan file lain seperti ISO, template, dan backup. Ini memisahkan fungsi penyimpanan secara rapi.

3. Mengaktifkan dan Menguji High Availability (HA)

Setelah storage bersama Ceph siap, semua VM dibuat di atas pool Ceph ini. Penggunaan Ceph Storage membuka dua kemampuan emas di Proxmox:

  1. Live Migration: VM dapat dipindahkan (di-migrate) dari satu node ke node lain saat sedang berjalan (running) dengan downtime yang sangat minim (hanya sekitar 1 detik). Ini krusial untuk pemeliharaan server tanpa mengganggu layanan.
  2. Failover Otomatis (High Availability): Ini adalah puncak dari integrasi. Ketika fitur High Availability (HA) diaktifkan, dan salah satu node (misalnya PVE2) dimatikan secara paksa (down), Proxmox secara cerdas akan mendeteksi kegagalan tersebut. Kemudian, sistem akan secara otomatis memindahkan dan menghidupkan kembali VM di node yang tersisa (PVE1 atau PVE3), memastikan layanan tetap berjalan dan diakses kembali dalam waktu singkat.

Opini Ahli: Investasi Jangka Panjang dalam Ketersediaan

Integrasi Proxmox VE dan Ceph Storage adalah kombinasi open-source terbaik saat ini untuk membangun infrastruktur Virtualisasi Server tingkat perusahaan. Mengapa?

Menurut opini saya, solusi ini memberikan fleksibilitas luar biasa dengan biaya yang jauh lebih efisien dibandingkan solusi proprietary. Kemampuan Live Migration memungkinkan maintenance tanpa jam sibuk, sementara fitur High Availability dengan failover otomatis menjamin kontinuitas bisnis.

Jika Anda serius membangun infrastruktur IT yang robust, terukur (scalable), dan zero downtime, meninggalkan penyimpanan lokal dan beralih ke Object Storage Device terdistribusi seperti Ceph adalah langkah logis dan esensial. Ini bukan hanya tentang instalasi, tetapi tentang merancang sistem yang tahan banting untuk masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security